Jumat, 14 November 2008

HOW TO ENJOY THE TEACHING !

HOW TO ENJOY THE TEACHING ! or Bagaimana caranya menikmati Pengajaran/Tugas Pengajaran.

Bismillahirrohmanirrohim. Bapak2 dan Ibu2 Guru yang terhormat. Ijinkan saya mulai memenuhi undangan dari Pimpinan Sekolah ini (cq SD Ar-Rahman, Medan) untuk memotivasi anada semua para educators agar dapat lebih nyaman dalam mengajar/memberikan pengajaran, khususnya kepada siswa-siswi kita. Sebenarnya saya agak ragu, apakah yang akan saya sampaikan ini nanti dapat memenuhi target yang diminta pimpinan Sekolah ini atau anda semua yang mana juga harus meluangkan waktu dalam perkuliahan bebas ini atau juga dapatkah memenuhi target yang saya harapkan bagi anda semua. Sebagai seorang educator (pendidik/pengajar) yang baik atau yang tepat, kita semua dituntut untuk menguasai bahan pengajaran/ subject materi yang akan kita sampaikan. Kemudian kita juga dituntut utk siap menguasai keadaan kelas dengan segala warna-warninya, ketiga....secara psikologis kita pun dituntut untuk siap mental dan fisik agar siap mengajar. Saya coba ulangi, (1) Siap bahan pengajaran (2) Siap menguasai keadaan kelas dan yang ke (3) Siap mental dan fisik dalam mengajar. Ketiga tuntutan tersebut kayaknya pasti akan mengundang rasa ragu dikalangan para educators dalam menikmati tugas untuk mengajar. Mudah-mudahan prasangka saya ini salah, sebab memang ada juga sih beberapa orang pengajar yang sudah memang dari awal-awalnya sangat senang mengajar bahkan tidak jarang berinisiatif sendiri dalam mengecek dan ricek ulang pola pengajarannya, memberikan sentuhan inovasi dan memodifikasikan pola pengajarannya sendiri demi kepentingan idelasime pengajar itu sendiri, syukur2 untuk dapat juga memuaskan hati para siswanya.

Nah, sebelum saya harus bicara lebih panjang dan lebar lagi seputar Methode pedagogik dan androgogik, mari kita sekali lagi menegaskan topik kita kali ini yang adalah: HOW TO ENJOY THE TEACHING yang terjemahan bebasnya adalah Bagaimana menikmati pengajaran?

Saya rasa kata yang asik dari Judul topik adalah to enjoy. Kalau kita semua para educators / pengajar sudah dapat menikmati pengajaran, hmmmm...sejuta tuntutan akan dapat dengan mudahnya kita atasi. Kenapa bisa begitu? karena kita menikmatinya atau we enjoy teaching.

Kaifa? kata orang arab, bagaimana cara menikmatinya? Untuk kata menikmati, tentu berhubungan erat dengan kata selera. Wah.... ini akan merupakan hal yang sangat subyektif, bukan begitu? tentu sulit bila harus disandarkan pada hal yang bersifat personal dan subyektif. Well, jangan patah semangat, tetap Awake!, tetap terjaga, kata orang...tidak ada yang tidak dapat/ tidak bisa dicari penyelesaiannya.

Mari kita mulai membahas topik ini secara lebih pada pemahaman praktis. Pada dasarnya kita khan ingin bisa mengajar dengan tepat, berguna dan mencapai target. Sementara kita sendiri juga ingin kalau ngajar juga seharusnya tidak menjadi beban atau menjadi capek/lelah ketika mengajar. Bagaimana cara menjadikan dua kutub ini menjadi suatu energi yang menakjubkan. bekerja All-out..tanpa merasa terbeban....fewwww. cukup contrast tapi mudah-mudahan hal ini membawa kita semakin dekat pada makna ENJOY. Agar tidak menjadi terlalu luas dan kian akhirnya membuat kita semakin jauh pembahasannya dari inti topik, maka ada baiknya kita tahan dulu sampai disini. berarti kita aakan seharusnya mulai mencari tahu bagaimana caranya agar dapat menikmati pengajaran:

1. Merdekakan diri dan pribadi anda.

2. Pertahankan sifat tulus dan ikhlas.

3. Cari tahu pencapaian target study DIKDAS (Motorik-Sosio emotion-Cognitif)

4. Bikin mekanismenya (Buat sistemnya)

Dalam kesempatan nanti dilain waktu, Insya Allah akan lebih banyak yang dapat kita bahas lebih lanjut, namun pada hari ini 16 Nov, 2008 dihadapan yang terhormat dan benar2 saya hormati bapak2 dan ibu2 guru sekalian, ijinkan saya menawarkan pembahasan lebih mendalam pada pembuatan sistem (Mekanismenya).

COOPERATIVE LEARNING / studi kooperatif akan merupakan saah satu yang dpt saya tawarkan kepada anda semua kali ini, sebagaimana sudah saya sampaikan diatas; kita pakai faham praktis saja. Kita akan mulai mencoba bisa atau mampu berCooperative Learning.

Agar supaya sesegera sesudah acara ini diharapkan Bapak Ibu sekalian segera dapat mempraktekkan beberapa Methode pengajaran yang Cooperative Learning demi pencapaian terget; kita dapat menikmati pengajaran (We can enjoy the teaching).

Lebih lanjut akan disampaikan dalam bentuk workshop sederhana.

Bila terdapat kekurangan disana-sini, penulis atau pembicara ini memohon maaf yang sebesar-besarnya dan sedalam-dalamnya.

Salah satu

Panji2 Pendidikan untuk anda semua pada hari ini adalah:"NON SCHOLAE SED VITAE DISCIMUS" Sekolah bukannlah utk semata-mata Ilmu pengetahuan, sekolah juga untuk kehidupan

Sekian dan terimakasih,



Wassalam



Zulkarnain, EdD

medio november 15, 2008

At the Auditorium, Post Graduate Magister Study Pembangunan

FISIP, Universitas Sumatera Utara, Medan

Selasa, 28 Oktober 2008

THE RICHEST ONE

Siapa orang yang tak ingin menjadi kaya. Sebuah pernyataan yang jarang ada yang memungkirinya. Namun bila kita kaji lebih baik, tentu makna kaya itu akan sangat luas sekali pengertiannya. Dalam suatu perkuliahan di Pasca Sarjana UDA, Medan pernah saya ungkapkan kepada mahasiswa-mahasiwa terbaik saya bahwa saya adalah salah satu orang yang terkaya didunia ini....hmmm mahasiswa saya yg umumnya usianya jauh lebih senior ketimbang umur saya saat ini, pada tersenyum kecut mendengarnya...entahkah mereka ragu, tak percaya ataupun mungkin sepele menganggap pernyataan saya tersebut atau mereka juga kepingin tahu lebih lanjut seputar pernyataan yg agak aneh ini bila mungkin dilihat dari segi fisik dan keadaan saya ketika sedang mengajar mereka, beberapa orang pasti tahu tentang saya dalam hal penampilan, baju sederhana, sepatu pun sepatu yg beli di emperan malam sepanjang jl Setiabudi Medan, tas yang dibawa pun tas sekolah anak SMA, pasti secara penampilan dan pernyataan mungkin bagi sebagian mereka pada dasarnya pernyataan saya tadi sangat tidak matching. Mungkin ada pertanyaan, koq berani-berani nya dosen muda ini menyatakan dirinya sebagai orang terkaya, ada yang gak beres ini...hehehehe. Well sebagai seorang dosen yg terikat akan kewajiban menjelaskan pernyataan, saya mencoba tenang sejenak. saya juga tahu kalau sebagian besar mahasiswa saya ini adalah para pejabat negara, camat bahkan ada juga beberapa diantaranya yg eselon II atau penasihat bupati/walikota...tentu akan merupakan hal yg tidak menyenangkan bila saya salah dalam menjelaskan. Perlahan saya mulai memberi penjelasan maksud yg saya katakan tadi, yaitu "saya adalah salah seorang yg terkaya didunia ini" kaya maksud saya adalah kaya akan kemiskinan. kaya akan kekurangan materi, kaya akan kehidupan yang tidak adil, kaya akan problem, kaya akan ketidakseriusan. Mulai beberapa mahasiswa saya yang agak setengah ngantuk terbangun. entah karena mereka terbangun mendengar penjelasan saya yg semakin contrast ini atau bisa juga karena jam kuliah tinggal sepuluh menit lagi, well saya sebenarnya sungguh sungguh dalam menyatakan hal ini, dan saya bener-benar tidak main-main. Saya bahkan punya setumpuk jurnal akan kekalahan, setumpuk catatan akan kegagalan, mungkin juga akan semakin bertambah lagi satu, yaitu kegagalan dalam menjelaskan pernyataan yg saya sebutkan tadi, tapi biarlah......saya sangat berkeinginan bila para mahasiwa pasca sarjana saya berkenan memahami maksud saya..bahwa saya mungkin salah satu orang YANG PALING KAYA AKAN KEMISKINAN MATERI, KEKURANGAN AKAN FASILITAS BAHKAN KAYA AKAN KETIDAK ADILAN, sementara saya juga SANGAT KAYA AKAN CITA-CITA, KAYA AKAN BEREKSPRESI, KAYA AKAN PIKIRAN-PIKIRAN GILA, hmm... mungkin cuman satu KEMISKINAN SAYA, SAYA MISKIN AKAN KEHENDAK UNTUK MAU BERPIKIR DAN MERENUNG SERTA MISKIN AKAN KEMAUAN UNTUK MENATA HIDUP SEBAGAIMANA LAYAKNYA KEBANYAKAN ORANG. Jika anda bingung dengan pernyataan saya ini, hmm... apalagi saya...mari tanpa mengurangi rasa hormat kita bagi sesama, kita seharusnya muai mau merenungi makna KAYA, untuk lebih jauh mencari pemahaman dan perbaikan definisi.

Selasa, 14 Oktober 2008

TO BE A GOOD LEADER

TO BE AGOOD LEADER atau setidaknya dpt kita artikan "menjadi seorang pemimpin yg baik", tentu kata baik ini bermakna luas sekali, karena baik ini bisa juga diartikan disukai org, atau dpt juga diartikan memang pas betul cara kerjanya, sesuai dengan sistem yg sedang diterapkan, tidak membuat org merasa diremehkan atau setidaknya adil lah. Nah sementara saat ini sering dipastikan bahwa yg namanya pemimpin itu pastilah penguasa, padahal belum tentu, artinya banyak sebenarnya org yg berada disekitar sang penguasa lah yg menjadi pemimpin, tdk jrg kita melihat seorang penguasa yg sebenarnya tdk memilki kompetensi utk menjadi pemimpin atau penguasa sekalipun tapi karena sesuatu dan berapa hal akhirnya bisa saja seorang tampil menjadi penguasa bahkan dengan tanpa memilki kompetensi menjadi penguasa yag memimpin.
kita didunia yg sedang ruwet ini menurut saran saya seharusnya gak perlu terlalu risau bila kita belum berkesempatan untuk menjadi seorang pemimpin atau penguasa sekalipun, yg penting kita dalam hidup dan berkehidupan atau menjalani hidup bersama org org yg terlibat dengan urusan kita, kita bisa bersifat leading atau memimpin, walau pun kita toh bukan pimpinan mereka (org-org tadi)......susah kali ya..but maksud saya adalah walau kita tdk berweang sekalipun sebenarnya dengan kekuatan sikap dan pemahaman pengaruh yg kita punyai bisa bersifat leading atau memimpin..percayalah ...sebagaimana pernah tertulis dlm sejarah pendidikan kita..."Ing ngarso sung tulodho, Ing madyo mangun karso and Tut wuri handayani" baik dimuka, ditengah maupun dibelakang posisi kita..seharusnya kita faham akan fungsi....menjadi teladankah.....menjadi kawan dlm tim work yg baikkah ataupun menjadi pengawas kerja yg cooperative dan wacthful...well, teman itu semua yg penting bersifat leading..atau memimpin....kira-kira bisa difahami..thx...good luck!

Jumat, 27 Juni 2008

pendidikan khas Indonesia?

pertanyaan ini berlangsung ketika ba'da makan siang di kampus unitra medan bersama sahabat terbaik saya di medan, Dr Thamrin, kami diskusikan betapa capainya kita bila harus selalu memanage pendidikan dengan pola barat atau pola amrika misalnya, bukankah di indonesia kita yg tercinta ini banyak sekali pola pendidikan yang khas dengan kebangsaan atau setidaknya dekat dengan kebudayaan timur. bukan saya hendak menyatakan bahwa pendidikan barat itu salah atau tidak perlu dipakai, bukan...saya sendiri toh adalah hasil pendidikan barat juga notabenenya, cuman disaat kita sedang berupaya membantu bangsa kita sendiri untuk sampai pada pendidikan lebih tinggi, apa berarti kita tidak bisa menggali management pendidikan bangsa kita sendiri? yang khas bangsa kita..well, bila boleh sharing pengalaman, saya khan selama-lamanya hidup lebih banyak mengajar, didalam pola pengajaran yang saya lakukan tidak jarang bahkan lebih sering saya harus..saya ulangi sekali lagi harus dapat memahami psikologi student saya yg kebanyakan justru sangat indonesiawi...disini saya tdk pernah lagi hanya sekedar menunjukkan pada mereka betapa pintarnya saya yg pernah belajar keluar negeri dalam mengajar mereka. Tidak sama sekali tidak perlu !!!, bahkan saya harus mulai menyadari bahwa target pengajaran saya adalah untuk sedapat mungkin dan sesegera mungkin membantu mereka menjadi seuai yang mereka harapkan atau taruhlah untuk menjadi pintar, disini saya harus mulai mengenali kejiwaan mereka dan rasa kebangsaan yang mereka miliki, ini menjadi hal yang sangat rumit bagi saya dalam mengajar, karena saya harus memposisikan diri saya selayak mereka yg belum banyak tahu dan merasa perlu dalam belajar bahasa Inggris (Bahasa Asing) apalagi mempelajari budayanya, wow...saya harus kerja keras dan terus melakukan pendekatan kemanusiaan yang benar benar dapat menyentuh jiwa original mereka sebagai org native khususnya org Indonesia, saya harus banyak melakukan experiment unutk membantu mereka memahami pelajaran menurut perspektif mereka sebagai bangsa Indonesia dalam mempelajari bahasa Asing, untuk itu saya sekali lagi harus bahkan belajar dari berbagai perguruan nasional yang masih banyak melakukan penerapan pendidikan kebangsaan seperti misalnya perguruan Tamansiswa, Muhammadiyah, NU, Sancta Maria dll bahkan di berbagai pesantren seperti Nurul Azhar, Gontor, Mambausholihin dll. saya ambil satu contoh di sebuah pesantren misalnya, disini masih sangat kental pendidikan yg menjadikan guru/kyai adalah nara sumber yang tak dapat dengan mudahnya untuk dibantah apalagi diajak sharing bersama dalam memuluskan tujuan pendidikan sebenarnya apalagi pendidikan khas di pesantren tersebut. berbagai methode klasik asli pesantren dapat saya pelajari dan akhirnya dapat memberi jalan bagi saya dalam merancang berbagai cara baru hasil paduan atau bahkan sungguh-sungguh meniru cara pesantren dalam meneraplan pendidikan, I think for those who have chances reading this blog, I ask you to sahre ..what about our education? is there anything's wrong if we only have to do our own ways of learning with the local types? Should we always do such european or american ways to look after the very up todate ways of learning....oh no i think..because we must learn a lot how could mahatma gandhi help his nation to be better only with they way of his native ways of learning...even do such fighting the western ways...hmmm..i am waiting for yr response, thx.

Senin, 09 Juni 2008

cara mencapai keberhasilan

cara mencapai keberhasilan sering harus dengan aturan main orang tua kita yg terdahulu, pada dasarnya sih emang baik-baik saja, cuman seringkali pada akhirnya tidak terlalu sesuai dengan yg diharapkan anak, seringkali anak harus mengikuti petunjuk semu seperti misalnya, anak dikatakan harus jalan lurus utk mencapai keberhasilan, sementara anak belum banyak tahu ataupun belum punya banyak bekal pengetahuan dan pertimbangan, sehingga tidak jarang anak tidak mengikuti pola yang diarahkan oleh orang tuanya/gurunya, akhirnya anak sering mendapatkan omelan bahkan sanksi yang sama sekali tidak jelas apa tujuannya. mari secara arif kita coba memahami apa yg dimaksud dengan pencapaian, kemana sebenarnya arah pencapaian, bila memang harus mencapai tentu diharapkan maju, ok maju tentu arahnya kedepan atau ke kanan, kalau mundur berarti kebelakang, nah....mari secara arif dan bijaksana kita lihat dengan hikmat kemana sebenarnya anak kita bergerak, walau mungkin tidak atau belum mampu langsung mengarah pada garis lurus keatas, kenapa tidak kita beri mereka kesempatan untuk maju berdasarkan persepsi mereka, walau mungkin masih belum lurus, miring atau pun menyerong, sepanjang geraknya mengarah pada arah atas atau kanan, mari kita yakini bahwa merekapun sebenarnya sedang bergerak maju..yakinilah sifat dasar manusia bahwa tidak ada manusia satupun yang mau tidak menang atau mengalami keberhasilan, pencapaian target, berprestasi dan menang, mungkin kita para org tua terlalu banyak sangsi saja, sebab kita pernah mengalami kesangsian-kesangsian yang tidak pernah kita telusuri apalagi dijurnal untuk sebuah upaya mengevaluasi apa-apa yang pernah kita jalani...yakinilah bahwa anak-anak tersebut sedang MOVE atau bergerak maju...senyum dan sampaikan kata.."Sampai jumpa diterminal berikutnya......" bukan cuman kita, merekapun adalah pribadi2 yang disayangi Penciptanya.......

Sabtu, 07 Juni 2008

risau dengan pemahaman

Apa yg saya risaukan saat ini adalah cara kita memahami segala pendidikan yang pernah kita alami, menurut saya dengan telah bertambahnya fasilitas/media untuk belajar atau menambah pengetahuan, kita harus mulai cek ulang cara kita memahami segala pendidikan yang pernah kita alami, baik pendidikan dasar kita dirumah yg telah kita ikuti tanpa kita pernah meninjaunya kembali, maupun pendidikan seperti budi pekerti, pengetahuan agama, pelajaran sekolah dasar dan sekolah lanjutan kita, kayak-kayaknya sih kita belum sebenarnya yakin atau faham tentang pendidikan itu semua atau bahkan boleh dibilang bahwa yang ngajari kita dulu juga tidak atau belum tentu yakin pada apa yg dia atau mereka ajarkan pada kita, jadinya ya...beginilah ..simpang siurnya kita dalam pemahaman apalagi dalam mengimplementasikan pemahaman kita..feww
memang sih kita harus berterima kasih kepada senior kita atau org tua kita atau guru guru kita yg pernah sempat mengajari kita sesuatu, namun itu semua tidak akan ada gunanya sama sekali jika kita tidak memilki INITIATIVE dalam memahaminya sebenar-benarnya terus kemudian mengembangkan pemahaman kita demi kepentingan kita menjalani kehidupan dan untuk dapat memelihara keselarasan hidup kita bersama org atau makhluk lain sepanjang kita masih merasa perlu untuk hidup bersosialisasi atau sepanjang hayat masih dikandung badan.