Jumat, 01 Mei 2009

HARI PENDIDIKAN NASIONAL RI


2 Mei 2009, tanggal keramat, tanggal di peringatinya hari lahir seorang tokoh pendidikan yang kelak akan menjadi Bapak Pendidkan Nasional bangsa ini, ya ..RM Suwardi Suryaningrat..yang lebih meminta dirinya kelak disebut sebagai Ki Hajar Dewantara, dengan Perguruan Tamansiswa nya sebagai wadah bagi seluruh ekspressi kemanusiaannya, kemerdekaannya, kebangsaaannya, budaya bangsanya, dan yang terpenting adalah Pendidikannya yang berorientasi pada Kodrat Alam, Kemanusiaan, Kebudayaan, Kebangsaan dan Kemerdekaan dalam darma baktinya kepada negeri tercinta Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Dirgahayu Ki Hajar, Selamat Ulang tahun, mudah-mudahan kami semua sebagai generasi penerus bangsa akan dapat lebih memahami makna dibalik semua hasil karya mu bagi majulah tanah airku, tanah Indonesia Raya ini…

Karya Agung beliau yang cukup menggegerkan Pemerintah Adikuasa waktu itu adalah hanya sebuah artikel suara hati anak bangsa terjajah…

“Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang kita sendiri telah merampas kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu. Pikiran untuk menyelenggaraan perayaan itu saja sudah menghina mereka, sekarang kita garuk pula kantongnya. Ayo teruskan penghinaan lahir dan batin itu!”

(Soewardi Soerjaningrat, “Als Ik Eens Nederlander Was”, De Express, 1913)

Tut Wuri Handayani, Ing Madya mangun karsa dan Ing Ngarso sung tulodho adalah panji-panji Pendidikan Republik Indonesia, kedalam makna senantiasa awas dan terjaga disetiap lini dan wilayah keberadaan kita semua, khususnya warga pendidikan, terutama sekali para guru atau pamong dalam mempersiapakan, merancang, melaksanakan atau mengamalkan dan mengimprovisasi seluruh pengalaman yang dikaitkan dengan perkembangan jaman dan cepatnya komunikasi di berbagai multimedia demi progress atau kemajuan faham pendidikan itu sendiri terutama pendidikan khas Indonesia yang berdaulat, bermartabat dan merdeka. Terlebih lagi dalam mendidik, mengajar atau mengemong anak-anak, adik-adik dan para pair-partner kita semua untuk sebuah perjalanan proses belajar dan mengajar. Ingat ! kita semua para guru sebenarnya adalah hanya seorang siswa/ murid belaka yang lebih dulu tahu dan faham tentang ilmu, tidak lebih tidak kurang. Jangan pernah merasa diri kita para guru ini adalah lebih tahu dan lebih hebat dari siapapun. Perhatikan baik-baik bahwa kita dalam methode ilmiah atau lebih khusus kita sebut sebagai seorang yang sedang membelajari diri kita sendiri, membutuhkan banyak hipotesis bagi gerak kedepan, maka bukan mustahil bahkan lebih sering, terinspirasi pada objek pendidkan yang sedang kita kerjakan, artinya murid-murid kita adalah inspirasi utama kita kita dalam mengajar, jadikan mereka para murid kita sebagai Subjek bukan hanya sekedar objek pembelajaran.

Pintarkan dulu diri kita baru bisa membuat pintar orang lain, sementara kita belajar dari orang yang pintar atau yang telah kita bantu dan temani untuk menjadi pintar, maka kita kelak Insya Allah akan lebih pintar, maka teruslah berhubungan dengan orang yang pintar, agar kepintaran kita itu akan menjadi abadi dan menjaga diri dan karakter kita untuk tidak sok pintar dan suka “meminteri” orang lain. Ketulusan dan Kesederhanaan adalah salah satu tingkat kepintaran tertinggi, percayalah… bahwa ketulusan dan Kesederhanaan membuat sebuah pribadi kuat dan senantiasa siap menerima lagi dan terus menerima perkembangan Ilmu pengetahuan. Ini bukanlah sebuah teori, namun fakta.

Presiden RI yang Pertama, Bp Ir. Soekarno pernah berkata:

"... Sungguh alangkah hebatnya kalau tiap-tiap guru itu satu per satu adalah Rasul Kebangunan! Hanya guru yang dadanya penuh dengan jiwa kebangunan dapat 'menurunkan' Kebangunan ke dalam jiwa sang Anak"

by Presiden Soekarno.

Di tahun 1922 tercipta sejarah,
didirikan dengan bersusah payah 8 Dzulkaedah,
Ki Hajar yang menjadi pelopornya dengan tujuan mulia,
Perguruanku usaha rakyat itulah Tamansiswa…

Ini adalah salah satu dendang lagu-lagu ke Tamansiswaan yang dapat mengingatkan kita semua tentang tujuan mulia seorang Ki Hajar….

Hari ini, kita untuk yang kesekian kalinya memperingati HARDIKNAS, Hari Pendidikan Nasional…
Bagi anak-anak ataupun saudara-saudara mahasiswa dan rekan-rekan guru disekolah kita masing-masing mari sedikit kita renungi makna peringatan ini semua bagi kemajuan diri kita dulu, baru lingkungan kita dan seterusnya kepada bangsa kita dan seluruh umat manusia diseluruh dunia.
Memayu hayuning Saliro, Bongso, Dunyo lan Bawano.
Suci Tata Ngesti Tunggal.

Sekali lagi dirgahayu Ki Hajar ku… Mudah-mudahan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa senantisa memberi ampunan, rahmat dan kemuliaan kepadamu disisiNya…

It is also presented to my fellow-teachers and students of the Evergreen School in Seattle, Shoreline, Washington, USA, namely Dr Kathy,
Ms Janice Rapp, Ms Sue Stiltman, Omar, Andrew, Marrisa, Jane, Jude and All. Once we had ever been in a research of Tamansiswa Surabaya and Ki Hajar Dewantara in 1994, 1995 and 1996, now or today we all the nations of Indonesia are commemorating the Ki Hajar Dewantara’s birthday as the national day of Education.

Dan bagi seluruh siswa-siswi dan murid-murid khususnya murid-murid pak zul yang sedang belajar disekolah ini dan yang hari ini sdg memperingati Hardiknas, pak zul senantiasa berdoa kehadirat Tuhan Yang Maha Esa agar kalian semua dapat menjadi generasi bangsa yang..
BIJAKSANA, SEMPURNA BADANNYA,
KUAT LAGI SEHAT DAN TAJAM PIKIRANNYA…
Jangan lupa senantiasa berbakti kepada orangtua, masyarakat dan agama dan beribadahlah selalu kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, Pengasih dan Penyayang….

Bagi keluarga besar Perguruan Tamansiswa, baik yang di Majelis Luhur Jogjakarta dan diseluruh Majelis Cabang di Indonesia dan di berbagai sekolah saya sampaikan salam kesukaan dan Khas Ki Hajar…..
SALAM DAN BAHAGIA.!!!

Kata salah seorang penyair bangsa ini, SANUSI PANE, beliau,
Ki Hajar Dewantara ini adalah Sebuah Teratai….
Teratai
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai,
Tidak terlihat orang yang lalu.
Akarnya tumbuh di hati dunia,
Daun berseri Laksmi mengarang
Biarpun ia diabaikan orang,
Seroja kembang gemilang mulia.
Teruslah, O Teratai Bahagia
Berseri di kebun Indonesia,
Biar sedikit penjaga taman.
Biarpun engkau tidak dilihat,
Biarpun engkau tidak diminat,
Engkau turut menjaga Zaman


Tidak ada komentar:

Posting Komentar